📚OneDayOneSirohJilid2📚📗MATERI 051 - 60📙💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

🌴🕌🌴🕋🌴🕌🌴

📚OneDayOneSiroh-II📚

🏡 Materi 051 🏡

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

Hari itu Umar keluar dari rumahnya sambil marah-marah. Pedang disandang di tangannya, di hatinya bulat untuk menghukum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.


Di tengah jalan dia bertemu seseorang, "Hendak kemana, wahai Umar?"

"Saya akan membunuh Muhammad!" ucap Umar lantang.

"Apakah kamu merasa aman dari Bani Hasyim dan Bani Zahra jika membunuhnya?"

"Huuh!" bentak Umar. "Kamu pasti telah pindah agama!"

Lelaki itu tersenyum, "Maukah aku beritahu sebuah rahasia, Umar? Adikmu dan suaminya juga telah berpindah agama."

Mendengar hal itu, Umar semakin marah. Kakinya mengghentak. Dia bergegas menuju rumah adiknya yang bernama Fatimah.  Di sana adiknya tengah belajar Al-Qur'an bersama Khabab bin Al Art. Umar mendengar suara bacaan mereka. Didorongnya pintu rumah adiknya.

"Suara apa yang telah aku dengar tadi?" bentaknya.

"Suara obrolan kami," jawab Fathimah.

"Barangkali kalian telah berpindah agama?" tuduh Umar.

Suami Fatimah menjawab tenang, "Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran ada pada selain agamamu?"

Umar marah adik iparnya dipukul. Fatimah menolong suaminya tapi malah terkena pukulan Umar. Melihat adiknya terluka, Umar merasa kasihan.

"Berikan kepadaku kitab yang ada padamu?" pinta Umar.

Adiknya tidak mau memberikannya sebelum Umar menyucikan dirinya. Umar memenuhi keinginan adiknya. Umar kemudian mandi. Setelah itu dibacanya tulisan itu, awal surat Thaha hingga ayat 14.

"Alangkah mulia kata-kata ini. Antarkan aku kepada Muhammad," ujar Umar.

Khabab yang bersembunyi segera keluar. "Bergembiralah wahai Umar. Semoga engkaulah yang dimaksud dalam doa Rasulullah.  Beliau berada di rumah, di atas Bukit Shafa."

----

Umar menyarungkan pedangnya. Dia berjalan ke rumah itu. Para sahabat yang sedang berkumpul ketakutan melihat kedatangan Umar. Mereka tidak mau membukakan pintu. Hanya Hamzah yang berani menghadapi Umar.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat itu sedang menerima wahyu. Beliau segera menemui Umar. Beliau memegang baju Umar dan berkata, "Umar, hentikan ulahmu sebelum Allah menurunkan kehinaan dan siksaan sebagaimana diturunkan kepada Al Walid blin mughirah!"

"Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan engkau adalah Rasulullah." jawab Umar.

"Ya Allah ini adalah Umar bin Al Khatab. Ya Allah muliakanlah Islam dengan Umar bin Al-Khattab."

Takbir para sahabat di dalam rumah itu bergema. Kemudian Umar berjalan dengan gagah ke Mekah. Ditemuinya Abu Jahal. Dikabarkannya berita keislamannya. Abu Jahal tak berani melakukan apapun, padahal biasanya dia akan menganiaya orang yang masuk Islam.

Keislaman Hamzah sang singa padang pasir dan Umar bin Al Khattab yang pemberani membawa ketakutan bagi kaum musyrik penyembah berhala. Apa yang akan dilakukan kaum musyrik selanjutnya?

----
Hanya dalam waktu sebulan telah terjadi empat peristiwa yang mengguncang Quraisy. Hamzah dan Umar masuk Islam, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menolak berhenti berdakwah meski ditawari pangkat dan harta.

Terakhir Abu Tholib berhasil mengumpulkan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib yang muslim dan yang bukan muslim mereka semua bersepakat untuk melindungi dan membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Orang-orang Quraisy gusar, hati mereka panas terbakar amarah.

Berkumpulah mereka di daerah Bani Kinanah. Mereka bersepakat untuk tidak berhubungan dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib. Mereka juga tidak mau berjual beli, tidak berbicara, tidak mengunjungi, dan tidak menikah dengan orang orang dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib. Mereka tidak akan berdamai selamanya sampai kedua Bani itu menyerahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

📜Kesepakatan itu ditulis di selembar kertas, lalu digantung pada dinding Ka'bah.

Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib dikucilkan. Hanya keluarga Abu Lahab yang tidak dikucilkan.Mereka tinggal di perkampungan Abu Thalib.

📖Pengucilan dimulai pada bulan Muharram tahun ke-7 kenabian.

🌵Tiga tahun pengucilan terasa sangat berat. Tangisan anak-anak terdengar  menyedihkan. Perut kempes menanggung lapar dan dahaga. Dedaunan berduri dan kulit binatang yang disamak terpaksa dimakan.

🎪Setiap kali ada pedagang membawa barang ke Mekah, barang itu akan langsung diborong oleh kaum musyrik Quraisy.

Siapa yang tega melihat penderitaan itu? Sampai hati orang-orang Quraisy itu!

🍞Dengan mengendap-endap, Hisyam bin Amru membawakan makanan pada Bani Hasyim. Hakim bin Hizam juga menyisihkan gandum untuk diberikan kepada bibinya,Khadijah.

Suatu hari perbuatan Hakim itu diketahui oleh Abu Jahal. Mereka terlibat perkelahian, lalu mereka didamaikan oleh Abul Bakhtari.

----
Ancaman pembunuhan kepada Rasulullah Shalallahu Wassalam tidak berhenti. Untuk melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, setiap malam, Abu Thalib bertukar tempat tidur dengan beliau. Setelah orang-orang tahu, Abu Thalib meminta anaknya  bertukar tempat tidur dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Begitu besar pembelaan Abu Thalib kepada keponakannya.

Hingga tahun ke 10 kenabian, sebagian orang Quraisy mulai tidak suka dengan perlakuan itu. Mereka berusaha membatalkan perjanjian.

Islam bin Amru berusaha membujuk dan mengumpulkan orang-orang untuk menyudahi pengucilan ini. Dia menemui Zuhair bin Abi Umayyah, Muth'im bin  Ady, Abul  Bakhtari dan Zam'aah bin Aswad.

Apakah Islam bin Amru mampu menggalang kekuatan untuk membatalkan perjanjian? Bagaimana nasib Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib selanjutnya?

-------------------
🔆Hikmah dari Sabar adalah orang yang sabar atas cobaan akan mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Bersabar bukan berarti pasrah. Bersabar adalah usaha mencari jalan keluar dari masalah dan tidak menyalahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas cobaan yang diberikan._*

----
Tiga tahun sudah Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib terasing. Mereka mengalami kekurangan makanan dan pakaian. Perlahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mulai membuka hati orang Quraisy.

Hisyam bin Amru yang sering mengantar makanan kepada Bani Hasyim mulai bergerak. Diam-diam dia menemui Zuhairi bin Abi Umayyah. Ibu Zuhairi adalah Atikah binti Abdul Muthalib.

Setelah berhasil membujuk Zuhairi, Hisyam bin Amru menemui Muth'im bin Ady. Lalu dia membujuk Abul Bakhtari. Terakhir dia berhasil membujuk Zam'ah  bin al-Aswad. Mereka berlima bertemu di Hujun dan bersepakat untuk membatalkan perjanjian.

Siasatpun diatur, esoknya mereka akan menyampaikan kepada khalayak. Zuhairi yang memulai.
"Wahai penduduk Mekah, apakah kita akan bersenang-senang, sedangkan  Bani Hasyim kita biarkan celaka? Demi Allah saya tidak akan duduk sebelum menyobek perjanjian itu!"

Abu Jahal segera menentang ajakan itu. Dengan geram ia berdiri dan berteriak lantang mendustakan.

"Kau dusta!" seru Abu Jahal. "Jangan kau sobek!"

----

"Demi Allah, kamu yang berdusta!" bantah Zam'ah. "Kami tak rela terhadap naskah ini ketika ditulis."

Abu Bakhtari ikut bersuara, "Zam'ah tidak berdusta. Kami memang tidak rela dan tidak mau isi naskah ini!"

Muth' im memperkuat ucapan mereka. "Kalian berdua tidak berdusta. Berdustalah orang yang berpendapat demikian. Kami berlepas diri dari isi naskah ini."

"Hal ini tentu sudah kalian rundingkan tadi malam!" bentak Abu Jahal.

Sementara itu, Allah SWT memiliki rencana sendiri. Berdirilah Abu Thalib yang sedang berada di sisi ka'bah.

"Keponakanku berkata, Allah telah mengirim rayap untuk memakan naskah perjanjian itu kecuali tulisan nama Allah ," ujar Abu Thalib. "Apabila ia berdusta maka kami akan menyerahkannya kepada kalian. Namun jika ia benar, maka kalian harus menghentikan pemboikotan ini!"

----
Orang-orang yang berkumpul mengangukkan kepala dan bergumam, "Anda telah berlaku adil."

Muth'im bangkit mendekati naskah itu. Benarlah rayap telah memakan kertasnya kecuali tersisa tulisan "bismikallahumma."

Berakhirlah pemboikotan. Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib keluar dari tanah pengasingan dengan berbaris rapat dan berlari kecil. Mereka tidak boleh menampakkan kelemahan kepada kaum musyrik.

Namun rupanya hanya sesaat kegembiraan itu dirasakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslim.

Beberapa bulan kemudian, Abu Tholib sang paman yang selalu membelanya sakit parah. pemboikotan selama 3 tahun rupanya makin melemahkan tubuhnya. Abu Tholib Menutup mata tanpa membawa iman dalam dadanya. Sungguh, sangat disayangkan.

Sekitar 3 bulan kemudian, bunda Kadijah-wanita pembela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga tutup usia. Usianya 65 tahun saat itu.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat sedih. Tahun ini dinamai Amul huzni yaitu tahun duka cita. Begitu berat rasanya ditinggal oleh 2 orang yang dicintai. Ditambah lagi permusuhan dan kebencian kaum Quraisy kepada beliau makin menjadi.

Setelah ini apakah Allah Subhanahu Wata'ala akan memberi kabar gembira kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?

----

Malam menjelang. Saat itu suasana hening. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berbaring di sisi Ka'bah antara tidur dan terjaga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berbaring di dekat Hajar Aswad. Tiba tiba beliau merasa ada yang menggoyangkan tubuhnya. Beliau terbangun lalu menengok ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak menemukan siapa-siapa. Kemudian beliau tidur lagi. Kejadian itu berulang hingga 3 kali. Akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam terbangun.

Pada kejadian ketiga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melihat Jibril. Jibril mengajaknya ke pintu Ka'bah, di sana telah menunggu seekor kuda putih besarnya antara kuda dan keledai. Kuda itu bernama Buraq atau Barqun yang artinya kilat. Ia mempunyai sepasang sayap. Terbangnya  secepat cahaya, langkahnya sejauh pandangan mata.

Jibril menaikkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Mereka terbang menuju Baitul Maqdis di negeri Syam Palestina. Di sana telah berkumpul para nabi dan rasul. Mereka shalat berjamaah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang menjadi imam shalat.

----
Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan Jibril menuju langit pertama. Di sana ada Nabi Adam Alaihissalam. Di langit yang ke-2 ada Nabi Yahya Alaihisalam dan nabi Isa Alaihissalam. Dilangit ke-3 ada Nabi Yusuf Alaihissalam. Di langit ke-4 ada Nabi Idris Alaihissalam. Di langit ke-5 ada Nabi Harun Alaihissalam. Di langit ke-6 ada Nabi Musa Alaihissalam. Di langit ke-7 ada Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Disana ada Baitul  Makmur yaitu tempat para malaikat berthawaf. Beliau terus naik ke Al Jabar Jalla jalallah. Beliau berjumpa   dengan Allah Subhanahu Wata'ala. Di sana Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewahyukan perintah sholat.

Setelah menerima perintah sholat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diturunkan kembali ke Baitul Maqdis. Pada malam itu juga beliau kembali ke Mekah. Perjalanan luar biasa jauh hanya ditempuh sekejap mata. Itulah kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Esok harinya Rasulullah hendak menceritakan peristiwa tersebut kepada kaum Quraisy. Apakah mereka akan mempercayainya?

----
Isra Mi'raj adalah peristiwa di luar jangkauan kemampuan manusia. Itulah mukjizat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 Kemudian, beliau menceritakan peristiwa itu kepada orang-orang Quraisy. Namun mereka malah mengolok-oloknya.

"Ini konyol, perlu waktu sebulan untuk pergi ke dari Mekah ke Syam!" sergah mereka.

"Apakah mungkin Muhammad pergi ke sana lalu pulang lagi dalam waktu semalam?"

"Hahaha..
...," tawa mereka makin membahana.

Pergilah mereka menemui Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar coba tengok sahabatmu, dia mengaku tadi malam pergi ke Baitul Maqdis dan pagi ini pulang ke Mekah"

"Demi Allah, jika itu yang beliau katakan, pasti beliau berkata benar," jawab Abu Bakar teguh. Abu Bakar lalu berlari menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di Ka'bah.

"Wahai nabi Allah, benarkah engkau pergi ke Baitul Maqdis?" tanyanya pada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.

"Ya benar," jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Kalau begitu tolong ceritakan kepadaku ciri-ciri Baitul Maqdis, karena aku pernah pergi kesana."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menceritakan ciri-ciri Baitul Maqdis. Abu Bakar pun mengangguk, "Engkau berkata benar, aku bersaksi bahwa engkau utusan Allah."

"Engkau wahai Abu Bakar As Siddiq," ujar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

*'As Siddiq' artinya membenarkan.* itulah julukan Abu Bakar sejak hari itu.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... In syaa Allah

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🌴MATERI 060 🕌

🌴🕌🌴🕌🌴🕌🕌