📚OneDayOneSirohJilid2📚📗MATERI 041 - 50📙💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

🌴🌴🐫🌴🐫🌴🌴

📚OneDayOneSiroh-II📚

🏞Materi 041🏞

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

Setelah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam  diangkat menjadi rasul, dimulailah perjuangan berat. Bunda Khadijah adalah orang pertama yang beriman. Dia memberikan dukungan sepenuhnya untuk dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dukungan itu benar-benar membuat beliau kuat.

Lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewajibkan shalat. Malaikat Jibril turun ke atas gunung di Mekah. Ia mengajari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam cara berwudhu dan shalat. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mengajarkannya kepada Bunda Khadijah.

Di rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tinggal pula dua orang lelaki belia. Yang pertama adalah sepupu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, yang bernama Ali bin Abi Thalib. Yang kedua adalah putra angkat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, yang bernama Zaid bin Haritsah. Ali melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Waslam mengajari Bunda Khadijah shalat. Ia pun penasaran. Setelah dijelaskan dia langsung beriman. Usia Ali saat itu baru sekitar 10 tahun.

Secara sembunyi-sembunyi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan Ali selalu pergi ke Syi'b untuk shalat. Hingga suatu hari Abu Thalib memergoki mereka.

"Keponakanku, Agama apa yang engkau anut?"

"Paman, ini adalah agama Allah, malaikat-Nya, rasul-Nya dan agama bapak kita, Ibrahim," jelas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

----
 "Sungguh tidak mungkin bagiku meninggalkan agama leluhurku," jawab Abu Thalib. "Namun, demi Allah, tidak akan kubiarkan seorang pun berbuat jahat kepadamu selagi aku masih hidup!"

Sayang, Abu Thalib tidak mau beriman. Dia hanya mau membela dan melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Sesudah itu, Zaid bin Haritsah dan seluruh anak perempuan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, masuk Islam. Sementara itu, dua putra Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. meninggal sebelum beliau diangkat menjadi rasul.

Setelah itu, masuk Islam sahabat dekat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yaitu Abu Bakar bin Abi Quhafah. Melalui Abu Bakar, tokoh tokoh Quraisy lainnya masuk Islam.

Mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Lalu, menyusul Abu Ubaidillah bin Jarrah, Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abil Arqam, Utsman bin Mazh'un, dan saudaranya yang bernama Qudamah dan Abdullah. Masuk Islam pula Said bin Zaid dan istrinya yang bernama Fathimah binti Al Khattab. Mereka berdua diajak oleh Ubaidillah bin Al Harits. Masuk Islam pula Asma binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan Khabbab bin Al Arat. Menyusul pula Umar bin Abi Waqqash, Abdullah bin Mas'ud, Mas'ud Al Qari bin Rabi'ah, Salith bin Amr dan saudaranya yang bernama Hathib.

----

Selanjutnya masuk Islam pula Ayyash Abu Rabiah dan istrinya yang bernama Asma' binti Salamah, Khunais bin Hudzaifah, Amir bin Rabiah, serta Abdullah bin Jahsy, dan saudaranya yang bernama Abu Ahmad. Ja'far bin Abi Thalib dan istrinya yang bernama Asma binti Umais pun masuk Islam. Setelah itu menyusul Hathib bin Al Harits Al Jumahi dan istrinya yang bernama Fatimah binti Al Mujallil. Saudara Hathib yang bernama Haththab bin Al Haris dan  istri Hattab yang bernama Fukaifa binti Yasar juga masuk Islam. Saudara Hathib yang bernama Ma'mar bin Al Harris juga masuk Islam.

Lalu masuk Islam juga As Saib bin Usman, Al Muthalib bin Azhar dan istrinya bernama Ramlah binti Abu Auf, Nu'aim bin Abdullah. Amir bin Fuhairah mantan budak Abu Bakar pun menyusul. Masuk Islam pula Khalid Bin Saad dan istrinya yang bernama Umainah bin Khalaf, Hatib bin Amr, Abu hudzaifah Bin Tabiah, Waqid bin Abdullah. Khalid, Amir, Aqil, Ilyas  dari bani Al Bukhair pun menyusul. Kemudian Ammar bin Yasir masuk Islam dan mengajak orang tuanya yang bernama Sumayyah dan Yasir.   Mantan tawanan dari Romawi yang bernama Shuhaib bin Sinan masuk Islam begitu juga beberapa budak seperti Bilal bin Rabah

Berlalulah tiga tahun dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam secara sembunyi-sembunyi. Beliau membina umat Islam di rumah Arqam bin Abi Arqam.

Apakah dakwah akan berlangsung secara sembunyi-sembunyi selamanya?
----

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat." (Al Qur'an surat As Syu'ara ayat 214)

Ayat itu diterima Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Turunlah sudah titah Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berdakwah secara terang-terangan.

Segera, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengumpulkan sanak keluarganya dari bani Hasyim dan bani Muthalib bin Abdi Manaf di rumahnya. Berkumpullah 45 orang laki-laki.

Paman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang bernama Abu Lahab berkata, "Ketahuilah, kerabatmu tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi seluruh bangsa Arab. Aku berhak mencegahmu. Cukup bagimu perlindungan dari keluarga ayahmu. Jika kamu tetap berbuat seperti itu, mereka akan menyerang dan pasti akan dibantu oleh seluruh orang Arab. Sungguh, aku tidak pernah melihat seseorang datang membawa sesuatu yang lebih buruk darimu!"

Saat itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya diam hingga pertemuan usai. Beliau hanya mendengar dan melihat sikap keluarganya. Tidak lama kemudian, beliau mengumpulkan mereka kembali. Kali ini beliau berusaha menyampaikan dakwah Islam.

----

"Seorang utusan tidak akan membohongi keluarganya. Demi Allah yang tidak ada illah kecuali Dia, Aku adalah Rasulullah, khususnya pada kalian dan seluruh manusia."

Mulai terdengar gumam dan bisikan. Abu Tholib menyahut cepat,"Dengan senang hati kami akan membantumu, kami menerima nasehatmu, kami pun mempercayai kata-katamu. Mereka yang berkumpul ini adalah keluarga ayahmu. Aku hanyalah salah seorang dari mereka. Hanya saja, aku adalah orang yang paling cepat menyambut keinginanmu. Jelaskan Terus apa yang di perintahkan kepadamu. Demi Allah aku akan selalu melindungimu. Namun, aku tidak dapat meninggalkan agama Abdul Muthalib."

"Demi Allah, itu sikap yang sangat buruk. Cegahlah  dia sebelum orang lain berbuat terhadap kalian," sergah Abu Lahab.

"Demi Allah, dia akan kami bela selama kami masih hidup," tegas Abu Tholib.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mulai berdakwah kepada banyak orang. Suatu hari beliau berdiri di bukit Shafa dan berseru memanggil semua kabilah. "Bani Adi, Bani Fihr...!" hingga banyak orang berkumpul di sana.

----

"Seandainya kukatakan bahwa di lembah sana ada pasukan berkuda yang hendak menyerang, apakah kalian percaya?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Ya," seru  mereka, "Kami tidak pernah mendapatimu berdusta."

"Sungguh, aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa yang pedih," ujar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Celaka engkau!" bentak Abu Lahab, wajahnya memerah. "Hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?"

Benci dan permusuhan kepada Islam dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  semakin menjadi-jadi. Orang-orang makin berani menghina dan menghalangi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Mereka juga berani menyakiti kaum muslim. Mekah terasa makin panas karena permusuhan dan kemarahan. Beberapa kali rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dilempari kotoran. Saat beliau shalat punggung dan tempat sujudnya diberi kotoran.

Para penghalang dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah Abu Lahab dan istrinya yang bernama Ummu Jamil, Abu Jahal, Utbah bin Abi Mui'th. Umayyah bin Khalaf, Syaibah bin Rabi'ah, Al Walid bin Utbah, Utbah bin Rabi'ah, Ubay bin khalaf, dan Akhnas bin Syariq.

Beberapa kali  Abu Thalib diminta membujuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk berhenti berdakwah. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak memperdulikannya.

Di tengah keadaan yang seolah tanpa harapan itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala tetap memberikan pertolongan kepada agama-Nya. Apakah bentuk pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tersebut?

----
Atas perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabat untuk hijrah ke Habasyah. Rombongan pertama terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian. Rombongan itu dipimpin oleh Utsman bin Affan. Mereka naik kapal dagang dari Pantai Syuaibah menyebrangi Laut Merah.

Pada waktu itu kaum musyrik Quraisy sudah sangat keterlaluan dalam menganiaya kaum muslimin. Kepindahan ini bertujuan untuk mencari keamanan.

Habasyah adalah sebuah negeri di ujung selatan benua Afrika. Waktu itu negeri itu dipimpin oleh Ashamah Najasyi, pemeluk Nasrani yang taat. Najasyi melindungi semua pemeluk agama di negerinya.

Kaum Muslimin pergi dengan mengendap-endap pada malam hari. Mereka menumpang pada kapal dagang yang akan berlayar menuju Habasyah.

Kaum Quraisy mengetahui rencana kepergian kaum Muslimin. Mereka segera melakukan pengejaran. Ketika kaum Quraisy sampai di tepi pantai,  kapal yang ditumpangi kaum Muslimin telah berlayar. Akhirnya kaum muslim dapat tiba di Habasyah  dengan selamat. Di Habasyah kaum muslimin mendapat pelayanan yang baik.

----

Pada bulan Syawal tahun yang sama, mereka kembali ke Mekah. Mereka mendengar bahwa orang-orang Mekkah telah masuk Islam. Padahal berita tersebut tidak benar. Penganiayaan kepada kaum muslim justru semakin parah.

Lalu mereka berangkat kembali ke Habasyah. Jumlah kaum muslim yang hijrah saat itu semakin banyak yaitu terdiri dari 83 laki-laki dan 19 perempuan. Rombongan itu dipimpin oleh Ja'far bin Abi Tholib. Orang-orang Quraisy tidak diam saja, mereka mengutus Amru Bin Ash dan Abdullah Bin Abu Rabiah untuk menemui Najasyi. Kedua utusan itu membawa berbagai hadiah untuk membujuk Najasyi.  Setelah menyerahkan hadiah, mereka menghasut Raja, "Baginda Raja yang mulia, kami datang memberi peringatan atas datangnya suatu rombongan kafilah ke negeri Habasyah. Mereka melarikan diri dari Mekah membawa ajaran agama yang dibuat-buat."

Najashi tidak langsung percaya kepada ucapan kedua utusan itu. Kemudian, Najasyi penasaran.

----

"Wahai Baginda Raja dahulu kami adalah orang jahiliyyah sehingga datang seorang utusan Allah. Beliau dikenal asal keturunannya dan memiliki akhlak mulia. Kami diperintahkan untuk berbuat baik, menghindari zina, dan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di negeri asal, kami dihina dan disiksa akibat keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kami hijrah ke negeri Baginda agar mendapat keadilan dan perlindungan," tutur Ja'far bin Abi Tholib dengan santun dan tenang.

"Dapatkah kalian tunjukkan sesuatu yang dibawa dari Allah?"  tanya Najasyi semakin penasaran.

"Iya," jawab Ja'far. Lalu Ja'far membacakan  surat Maryam dengan penuh penghayatan. Mendengar lantunan ayat suci, Najasyi menangis terharu. Air matanya membasahi janggut.

"Yang kamu yakini dan  yang dibawa Nabi Isa bersumber dari Tuhan yang sama," lanjut Najasyi. Kemudian Najasyi berkata kepada dua utusan kaum musyrik, "Pulang lah kalian berdua!" Demi Allah aku tidak akan pernah menyerahkan mereka (rombongan kaum muslim) kepada kalian!"

Kaum musyrik gagal menghasut raja Habasyah yang adil dan bijaksana. Hadiah-hadiah dikembalikan kepada mereka. Mereka pulang ke Mekah.

Najasy mengizinkan kaum muslim untuk tinggal di Habasyah selama mereka suka.

Setelah ini apakah  perjalanan dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam selanjutnya akan lebih mudah?

----
Suatu hari Abu Jahal berjalan ke bukit Shafa. Beliau melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Seperti biasa, mulutnya tidak bisa diam. Dia menghina Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu dia menyakiti keponakannya itu sehingga kepala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdarah.

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak melawan, beliau hanya diam tidak mengatakan apapun.

Setelah melakukan itu, tanpa rasa bersalah Abu Jahal pergi lalu dia duduk bersama orang-orang Quraisy di sisi Ka'bah.

Paman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib marah sekali kepada saudaranya yang telah menyakiti keponakan mereka. Sambil berlari dia mencari Abu Jahal di Ka'bah.

"Kamu berani menghina keponakanku? Ketahuilah aku telah masuk agamanya!" ujar Hamzah menantang. Secepat kilat Hamzah memukulkan busur panah ke Abu Jahal. Kepala Abu Jahal terluka.
Abu Jahal mundur. Dia tidak berani menghadapi Hamzah-sang singa padang pasir.

"Biarkan Hamzah. Memang aku telah melukai keponakannya, dengan perkataan yang buruk," ujar Abu Jahal kepada saudara-saudaranya dari bani Makhzum.

Abu Jahal kemudian menjauh dari Hamzah. Tiga hari kemudian pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kembali datang.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... In syaa Allah

✍️Editor : Ustadzah Ratna

🏞Materi 050🏞

☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️