📚OneDayOneSirohJilid2📚📗MATERI 031 - 40📙💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

🌴🌴🌴🕋🌴🌴🌴

📚OneDayOneShiroh-ll📚

🌻MATERI 031🌻

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

💟Rasulullah di Kota Kelahiran💟

Muhammad pindah ke rumah Abu Tholib. Pamannya itu bukan orang kaya, sedangkan anaknya banyak. Sering mereka menahan lapar, karena kekurangan makanan.



Namun sejak Muhammad tinggal bersama mereka, makanan yang ada dirasa mengenyangkan. Padahal jumlahnya tidak bertambah.

Apabila waktu makan tiba, Istri Abu Tholib yang bernama Fatimah selalu meminta Muhammad untuk makan lebih dulu.

Meski merasa tidak enak, Muhammad akhirnya makan. Beliau mengerti bahwa yang terhidang tidak cukup untuk mengenyangkan semua orang. Maka dari itu sebelum makan beliau selalu berdoa agar makanan itu diberkahi, dapat menguatkan, dan menyehatkan.

Muhammad tumbuh dalam asuhan cinta Abu Tholib dan keluarganya. Semua menyayanginya, Beliau benar-benar merasakan kehangatan keluarga.
----

Saat berusia 12 tahun Abu Tholib membawa Muhammad  berdagang ke Syam. Terik padang pasir, hewan gurun dan perompak kejam adalah resiko yang harus mereka hadapi. Rombongan pedagang itu pergi dengan unta dan kuda. Mereka saling menolong dan menjaga.

Beberapa hari kemudian sampailah mereka di kota Bushra. Kota ini adalah persinggahan tetap pedagang dari Mekah. Disana terdapat rumah tua yang didiami oleh Pendeta bernama Buhaira.

Bernaunglah  mereka di bawah pohon rindang. Buhaira menengok rombongan itu dari jendela gereja. "Ah, rombongan  pedagang dari Mekah," ujarnya dalam  hati. Dia nyaris tidak peduli. Namun ketika menengok ke langit, Buhaira ternganga.  Matanya melotot, jantungnya seperti  berhenti berdetak.

"Tidak! Tidak mungkin! Awan itu menaungi mereka!" serunya.

Buhaira berjalan menuju pintu sambil berteriak memanggil pelayan, "Siapkan hidangan yang banyak! Cepat! Aku ingin menjamu mereka."

----

Buhaira segera menemui rombongan di bawah pohon. Ditatapnya satu persatu rombongan itu.

"Ayo, bernaunglah di dalam," ajaknya ramah, "Aku telah menyediakan jamuan untuk kalian."

Rombongan Mekkah itu berpandangan heran. Tempat ini sudah berkali-kali mereka lewati, belum pernah sekalipun Buhaira menegur, sekarang dia malah ingin menjamu.

Mereka masuk dan makan hidangan dengan lahap. Sang pendeta terus mencari seseorang di antara mereka, sayang orang yang dicarinya tidak ditemukan.

"Apakah ada seseorang yang tertinggal di luar sana?" tanyanya tiba-tiba.

"Ah dia hanya seorang anak kecil," jawab orang-orang Mekah.

"Jangan begitu, bawalah dia ke sini," ujar Buhaira.

Seseorang menjemput Muhammad, ketika Muhammad masuk, Buhaira langsung yakin inilah orang yang dicari. Dipeluknya Muhammad, dipersilahkannya makan sepuasnya.

----

Setelah sepi, Buhaira mendekati Muhammad. "Demi Latta dan Uzza," ujarnya meniru sumpah orang mekkah. "Aku ingin bertanya, jawablah dengan jujur!"

"Jangan meminta aku menjawab dengan jujur demi Latta dan Uzza," jawab Muhammad.

"Baiklah,' Buhaira tersenyum, "Aku meminta dengan nama Allah. Jawabnya dengan jujur."

Buhaira menanyakan kebiasaan tidur Muhammad, postur tubuh, dan banyak lagi. Buhaira lalu meminta Muhammad memperlihatkan punggungnya.

Buhaira melihat tanda kenabian di punggung Muhammad, Tanda itu sama dengan yang dijelaskan dalam kitab agamanya. Tanda itu seperti bekas bekam di antara pundak. Diciumnya tanda itu. Air matanya menetes.

"Bawa pulang anak ini!" bisik Buhaira kepada Abu Thalib. Suaranya gemetar, "Dia," ucap Buhaira, "Akan membawa ajaran yang besar. Lindungi dia dari kejahatan orang Yahudi."

 Abu Thalib menuruti kata-kata Buhaira. Segera di bawanya Muhammad pulang setelah menitipkan barang dagangannya. Apakah ini perjalanan dagang Muhammad yang pertama dan terakhir?

----

Mekah adalah pusat perdagangan berbagai bangsa. Letaknya strategis. Mekah menghubungkan jalur utara dan selatan, timur dan barat.  Menggunakan dua mata uang dunia yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah mata uang emas dan Barat (Yunani dan Romawi). Dirham adalah mata uang dari timur (Persia)

Setiap musim panas penduduk Mekah pergi ke Syam. Mereka singgah di Bushro, Gazat,  Aylah dan Masyarif. Syam berada di utara Mekkah. Jaraknya sekitar 2.000 KM. Rombongan besar dengan 500-1.000 unta pergi membawa barang dari penduduk Mekah.

Pada musim dingin orang Arab berdagang Ke Yaman. Letaknya sekitar 818 Km sebelah selatan Mekkah. Yaman adalah daerah yang subur. Kekayaan alamnya beraneka ragam.

Pada musim panas mereka pergi ke Syam.

----

Ketika dewasa Muhammad menjadi pedagang hebat. Beliau terkenal dengan julukan "Al Amin" artinya yang dapat dipercaya.

Muhammad berdagang dibantu oleh Maisaroh. Dia adalah pegawai kepercayaan Khodijah. Khodijah adalah seorang saudagar kaya yang menitipkan barang dagangannya kepada Muhammad.

Ketika mentari bersinar terik, dua malaikat membentangkan sayap melindunginya. Jarak akan dilipat sehingga perkiraan terasa lebih cepat.

"Barang ini modalnya sekian, silakan dibeli dengan memberikan sedikit keuntungan," Muhammad menawarkan dagangan.

Maisarah tertegun, hatinya kagum. Belum pernah ada orang yang berdagang dengan cara seperti itu. Apabila ada cacat pada barang, Muhammad juga menyampaikannya.

Suatu hari di Syam, seorang pendeta bernama Mastur menemui Maisarah dengan tergopoh. "Siapa yang berteduh di bawah pohon itu?" tanyanya kepada Maisarah.

"Oh, dia berasal dari Mekah keturunan Quraisy namanya Muhammad."

"Apakah dalam kedua matanya ada tanda merah?" Mastur berbisik tidak sabar.

"Hah?"  Maisarah bingung lalu menggangguk.

"Itu dia," seru Mastur senang. Dia berbisik lagi, "Lelaki itu pasti calon nabi terakhir. Semoga aku masih hidup saat iya diutus menjadi nabi.

----

Belum sempat Maisaroh mengatakan apa-apa, pendeta itu sudah berlari mendekati Muhammad.

Dia memperhatikan Muhammad  dari dekat. Setelah yakin,  dia langsung mencium kepala Muhammad.

"Aku percaya bahwa engkaulah yang disebutkan oleh Allah dalam Taurat dan Injil," ujar Mastur.

Muhammad ternganga, lalu beliau ingat perkataan pendeta Buhaira beberapa tahun lalu.

"Muhammad, hanya tinggal satu tanda yang belum aku lihat, maukah engkau memperlihatkannya?" pinta  Mastur penuh harap.

Muhammad mengangguk lalu membuka sedikit bajunya  untuk memperlihatkan tanda kenabian.
"Aku bersaksi,"  suara Mastur bercampur isak tangis. "Tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah rasul Allah yang pernah diberitakan oleh Nabi Isa Putra Maryam."

Mastur mencium tanda kenabian itu sambil menangis tersedu-sedu.

Begitu banyak kejadian ajaib dalam hidup Muhammad. Apakah benar dia calon nabi? Kapankah dia akan diangkat menjadi nabi?

----

Muhammad kini berusia 40 tahun. Beliau tinggal bersama istri dan Khadijah dan anak-anaknya. Beliau sering menyepi di Gua Hira. Beliau beribadah berdoa dan berpikir mencari cara untuk memperbaiki kaumnya.

Sedih hatinya melihat kondisi masyarakat Mekkah yang menyembah berhala, percaya dukun, dan hidup berfoya-foya. Dua tahun berlalu, Muhammad masih sering menyepi di Gua Hira terutama pada bulan Ramadan.

Suatu hari Muhammad mendapatkan tanda kenabian berupa mimpi yang benar. Seberkas cahaya setelah fajar menyingsing hadir dalam tidurnya selama 6 bulan. Mimpi itu datang, Muhammad pun semakin sering datang ke gua Hira.

Muhammad tinggal di Gua Hira selama beberapa malam. Apabila bekal makanan habis beliau pulang ke rumah. Sebelum pulang dia pergi ke Baitullah untuk bertawaf 7 Kali dan berdoa. Setelah pulang ke rumah Muhammad kembali lagi ke gua Hira. Kadang, Khadijah ikut bermalam menemani di Gua Hira.

----

Tibalah pada suatu malam bulan Romadhon tahun kedua aktivitas menyepi Muhammad di Gua Hira. Saat itu, angin seperti berhenti berembus,  pohon-pohon merunduk. Malam itu terasa damai dan tenang sekali.

Tiba-tiba terdengar suara di tengah keheningan gua, "Bacalah!"

Muhammad menatap sekeliling. Sosok tampan bercahaya tersenyum kepadanya sambil berkata,"Bacalah!"

"Aku tidak bisa membaca." Muhammad menggeleng. Tubuhnya gemetar, berkeringat sebesar butiran jagung.

Sosok itu mendekat memeluk Muhammad. Nafas Muhammad terasa sesak dan terasa hilang dari tubuhnya.

Sosok itu kembali berkata, "Bacalah!"

"Aku tidak bisa membaca,"  lirih suara Muhammad. Sosok itu mengeratkan pelukannya.  Muhammad benar-benar tidak bisa bernapas.

"Bacalah!"

" Aku tidak bisa membaca,"  jawabnya dengan suara terkekang.

 Muhammad dipeluk lagi sampai tidak berdaya lalu dilepaskan
, "Bacalah.."

----

"Apa yang harus aku baca?" tanya Muhammad akhirnya.

Sosok itu berkata, "Bacalah dengan nama RabbMu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan RabbMulah Yang Maha Pemurah."

Ketika sosok bercahaya itu hilang, Muhammad berusaha lari keluar gua. Gemetar tubuhnya. Lemah kakinya.

Di tengah perjalanan menuruni gunung, suara menggema memenuhi langit terdengar, "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, sedangkan aku adalah  Jibril."

Muhammad menegakkan kepalanya ke langit, di sana tampak seorang laki-laki.

"Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, sedangkan aku adalah Jibril," ulangnya.

Muhammad mematung,  tidak bisa berkata apa-apa. Beliau menatap kearah lain tetapi lelaki itu tetap terlihat ke arah mana beliau berpaling, lelaki itu tetap tampak.

Muhammad meneruskan perjalanan dengan  nafas tersengal-sengal setelah itu menghilang. Beliau mendatangi Khadijah," "Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku!" Khadijah menyelimuti suaminya tanpa bertanya apa-apa.

Itulah peristiwa saat Muhammad diangkat menjadi nabi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah ajaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam diterima oleh penduduk Mekah? Siapa saja yang beriman?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... in syaa Allah

☁️MATERI 040☁️

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

⛅️⛅️⛅️🌠⛅️⛅️⛅️